Kekasih mestilah sahabat yang paling baik, sahabat ialah teman-teman terbaik, teman ialah kenalan-kenalan yang baik! Idealnya seperti itu, akan tetapi di dunia maya dewasa ini, yang dinamakan friends di jejaring sosial seperti facebook, myspace, twitter dll. Kita jarang menjumpai teman-teman sejati, kecuali yang memang sudah sama-sama kenal.
Minimal bisa dikatakan sebagai teman baik ialah mengetahui namanya, tempat tinggalnya, akan tetapi nama yang dipakai di jejaring sosial kini kebanyakan nama nick name, bahkan tak jarang menggunakan huruf asing, dan lebih parah lagi menggunakan simbol-simbol seperti @#%^*(&^ atau penulisan huruf besar kecil yang acak-acakan, yang lebih dikenal sebagai alay. Tidak hanya anak muda akan tetapi juga ibu-ibu kepala tiga pun tidak merasa risih menggunakan tulisan seperti cutt3, m4ni3zz dan lain sebagainya.
Bagaimana mungkin berkenalan dengan baik lalu menjadi teman yang baik, apalagi sahabat yang baik? Tetapi kebutuhan persetujuan seseorang itu sangat besar, maka berkumpullah burung-burung yang jenisnya sama, interest yang sama menjadi satu pertemanan yang unik yakni cyber friends.
Ada yang berteori, pertemanan semu seperti itu hanya akan bertahan tidak terlalu lama, akan tetapi pada prakteknya ternyata tidak. Ternyata kebutuhan teman karena kesepian, kebutuhan persetujuan, kesamaan interest lebih kuat dari teori yang menyatakan bahwa teman semu itu tidak akan bertahan lama.
Tentu saja ada yang idealis, yang tetap mengutamakan quality over quantity, akan tetapi jumlahnya relatif sedikit dibanding dengan yang mengutamakan keinginan menghibur diri dengan ramainya pertemanan daripada terkucil sendirian di jejaring sosial manapun.