Saat mataku sudah seperti tak sanggup lagi untuk menatap rona wajah langit biru
sudah tidak bisa lagi membaca lenguh rasa yang mengeliat dalam rasa relung jiwa
hanya sanggup untuk bisa sejenak terdiam dengan pijar sorot kosong dan membisu
mungkin pada saat itulah aku harus bisa untuk dapat menghentikan semua mimpiku
membuang jauh setiap keinginan yang terkemas ada dalam bingkai kaca kerinduan menghapus semua jejak ingatan tentang bayang keindahan yang ada pada dirimu
untuk dapat menjijing keseimbangan agar dapat menopang segala keluhan rindu
hanya bisa menatap arah gundah dengan kecap lidah yang terasa kian terasa kaku
namun perlu engkau tahu bahwa rasa cinta ini tetaplah indah untuk kau dapat miliki
meskipun nanti raga ini kan terkubur bumi dan menjadi lebur dan di bakar bara api